Kayu wunglen
yaitu kayu peninggalan raja sultan agung, sri paduka hanyokrokusumo.Berbeda dengan kayu bertuah lain seperti stigi, gaharu, galih kelor dll. Kayu
wunglen jumlahnya sangat terbatas alias tidak tumbuh lagi dan tidak sembarang
orang dapat memilikinya, biasanya yang punya hanya para abdi dalem kraton saja.
Kayu wunglen yang dianggap bertuah yang berasal dari bekas
kerangka makam Sultan Agung Anyokrokusumo dan makam Pakubuwanan.
Diyakini memiliki tuah memacu keberanian,kewibawaan dan keselamatan bahkan pengobatan. Rendaman kayu ini bisa untuk obat perut.
Menurut keterangan KRT Reksowinoto,kepala juru kunci reh Kraton Jogja, tahun 1986 rumah makam utama (Prabayaksa) Pakubuwanan direstorasi, kayu usuk sebanyak 30 batang yang sudah melengkung atau rusak diganti dan diberikan kepada abdi dalem dan juru kunci, kayu ini disebut wunglen.
30 Batang Kayu Usuk bekas makam tersebut di bagi rata kepada Juru Kunci/abdi dalem Keraton yang jumlahnya ratusan abdi dalem,Dari tahun 1986 hingga sekarang sudah sekitar 30 tahun tak heran lagi bila kayu tersebut sudah habis,Karena sama abdi dalem/juru kunci makam kayu tersebut di potong kecil-kecil seukuran mata cincin dan di maharkan kepada para peziarah makam.
Untuk 1 ukuran mata cincin rata-rata di maharkan 3- 10 juta,Bahkan beberapa pembesar Negara Indonesia dan asia memakai kayu wunglen ini untuk berbagai tujuan,salah satu juru kunci makam pernah memaharkan tongkat komando yang terbuat dari kayu wunglen senilai 100 juta kepada salah satu pejabat negri ini. Karena kelangkaan dan tuah kayu wunglen ini sangat kuat tak khayal lagi banyak yang datang ke makam untuk mendapatkan kayu wunglen ini dari para juru kunci.
Diyakini memiliki tuah memacu keberanian,kewibawaan dan keselamatan bahkan pengobatan. Rendaman kayu ini bisa untuk obat perut.
Menurut keterangan KRT Reksowinoto,kepala juru kunci reh Kraton Jogja, tahun 1986 rumah makam utama (Prabayaksa) Pakubuwanan direstorasi, kayu usuk sebanyak 30 batang yang sudah melengkung atau rusak diganti dan diberikan kepada abdi dalem dan juru kunci, kayu ini disebut wunglen.
30 Batang Kayu Usuk bekas makam tersebut di bagi rata kepada Juru Kunci/abdi dalem Keraton yang jumlahnya ratusan abdi dalem,Dari tahun 1986 hingga sekarang sudah sekitar 30 tahun tak heran lagi bila kayu tersebut sudah habis,Karena sama abdi dalem/juru kunci makam kayu tersebut di potong kecil-kecil seukuran mata cincin dan di maharkan kepada para peziarah makam.
Untuk 1 ukuran mata cincin rata-rata di maharkan 3- 10 juta,Bahkan beberapa pembesar Negara Indonesia dan asia memakai kayu wunglen ini untuk berbagai tujuan,salah satu juru kunci makam pernah memaharkan tongkat komando yang terbuat dari kayu wunglen senilai 100 juta kepada salah satu pejabat negri ini. Karena kelangkaan dan tuah kayu wunglen ini sangat kuat tak khayal lagi banyak yang datang ke makam untuk mendapatkan kayu wunglen ini dari para juru kunci.
Kayu wunglen yang kami tawarkan melalui website ini merupakan kayu wunglen asli dari Usuk Kayu Makam Sultan Agung.Untuk Tuah Kayu wunglen ini sudah tidak di sangsikan lagi manfaat serta tuah kekramatannya.
Keaslian Kayu Wunglen kami jamin 100%,Kayu ini bila kita kasih minyak cendana keraton yang bibit kayu akan merah dan tenggelam di air.
Kayu wunglen adalah kayu hitam yang bersifat dan berciri seperti batu:
hitam dan tenggelam di air. Kayu ini tahan api dan tahan air. Juga tahan
terhadap rayap.Orang Jawa khususnya
percaya pada apa yang disebut ‘ngalap berkah’ yang artinya memanfaatkan
‘bekas’ yang dipakai orang-orang ‘linuwih’ dengan mengharap manfaat
darinya.
Ada orang yang menggunakan kayu wunglen untuk membuat tongkat komando militer. Pemegangnya bisa merasa lebih berwibawa. Kayu wunglen juga cantik digunakan sebagai mata cincin. Meski berupa kayu, mata cincin dari kayu wunglen bisa hitam mengkilap, berkilauan, dan tentu saja mencorong.
R Agus Wahono menambahkan, “Tingginya harga kayu wunglen telah mendorong sejumlah penjual berlaku tidak jujur. Kini banyak beredar ‘kayu wunglen palsu / tiruan’ yang sebenarnya hanya berasal dari inti kayu (galih) secang. Memang sama-sama hitam (lebih tepatnya merah tua), tapi kayu secang ringan seperti kayu pada umumnya. Selain itu, kayu wunglen memiliki serat sangat halus, saking halusnya sehingga serbuk gergajinya pun seperti tepung. Bila kita bandingkan dengan kayu lain, termasuk kayu secang hitam yang diaku-aku sebagai kayu wunglen, jelas berbeda. “
Ada orang yang menggunakan kayu wunglen untuk membuat tongkat komando militer. Pemegangnya bisa merasa lebih berwibawa. Kayu wunglen juga cantik digunakan sebagai mata cincin. Meski berupa kayu, mata cincin dari kayu wunglen bisa hitam mengkilap, berkilauan, dan tentu saja mencorong.
R Agus Wahono menambahkan, “Tingginya harga kayu wunglen telah mendorong sejumlah penjual berlaku tidak jujur. Kini banyak beredar ‘kayu wunglen palsu / tiruan’ yang sebenarnya hanya berasal dari inti kayu (galih) secang. Memang sama-sama hitam (lebih tepatnya merah tua), tapi kayu secang ringan seperti kayu pada umumnya. Selain itu, kayu wunglen memiliki serat sangat halus, saking halusnya sehingga serbuk gergajinya pun seperti tepung. Bila kita bandingkan dengan kayu lain, termasuk kayu secang hitam yang diaku-aku sebagai kayu wunglen, jelas berbeda. “